Tugas Softskills
Konsep Perilaku
Konsumen beserta Aplikasinya
Anggota Kelompok:
1.
Arif Rohman (11211144)
2.
Dimas Tri Yaqin
(18211309)
3.
Handaru Tri
Hartantyo (13211180)
4.
Randy Ikhram
Chaniago (18211228)
5.
Fadly Rasyid (12211576)
6.
Muhammad Izzan
Muhcin (14211887)
KELAS
: 3EA12
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
(CHAPTER 1. INTRODUCTION)
I. PENDAHULUAN
1. Definisi
Konsumen (Consumer Definition)
Konsumen
sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu, konsumen individu dan
konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan
sendiri. Sedangkan konsumen organisasi, yang meliputi organisasi bisnis,
yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintahan, dan lembaga lainnya ( sekolah,
perguruan tinggi, rumah sakit).
2. Definisi Perilaku Konsumen (Definition of Consumer Behavior)
• Schiffman dan Kanuk ( 1994) :
Perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa
yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
• Engel, Blackwell dan Miniard ( 1993) : Perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua tindakan, kegiatan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.
• Engel, Blackwell dan Miniard ( 1993) : Perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua tindakan, kegiatan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.
Studi perilaku konsumen meliputi
hal-hal berikut :
• Apa yang dibeli konsumen? (what they buy?)
•
Mengapa konsumen membelinya? (why they buy it?)
•
Kapan mereka membelinya? ( when they buy it?)
•
Dimana mereka membelinya? ( where they buy it?)
•
Berapa sering mereka membelinya? ( how often they buy it?)
• Berapa sering mereka menggunakannya? ( How often they use it?)
3. Kepentingan Mempelajari perilaku
Konsumen (The interests of studying consumer behavior)
Ada beberapa
alasan mengapa perilaku konsumen perlu dipelajari, pertama adalah kepentingan
pemasaran yaitu para pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen
mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi
pemasaran dengan lebih baik. Kedua adalah kepentingan pendidikan dan
perlindungan konsumen yaitu lembaga pendidikan atau lembaga sosial, dan
pemerintah juga berkepentingan untuk mengetahui dan mempengaruhi perilaku
konsumen. Ketiga adalah untuk perumusan kebijakan masyarakat dan undang-undang
perlindungan konsumen.
4. Sejarah Perilaku Konsumen (History
of Consumer Behavior)
Menurut Engel,
Blackwell dan Miniard (1990) bahwa berbagai teori perilaku konsumen yang
berkembang tidak diuji secara empiris. Pengujian empiris dengan survey dan
eksperimen banyak dilakukan setelah disiplin pemasaran pada program studi
bisnis dan disiplin studi konsumen pada program studi ekonomi rumah tangga
berkembang.
5. Model Keputusan Konsumen (Model of
Consumer Decision)
Proses
keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa akan
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :
• Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya,
• Faktor perbedaan individu konsumen,
• Faktor lingkungan konsumen.
Proses keputusan konsumen akan terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, pembelian dan kepuasan konsumen.
(CHAPTER 2. MOTIVATION AND NEEDS)
II. MOTIVASI
DAN KEBUTUHAN
1. Definisi Motivasi (Definition of Motivation)
Motivasi
muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri
muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang
seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan
tersebut mendorong seseoranguntuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan
tersebut. Inilah yang disebut sebagai motivasi.
Pengenalan
kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension) kepada konsumen sehingga adanya
dorongan pada dirinya (drive state) untuk melakukan tindakan yang bertujuan
(goal-directed behavior). Tindakan tersebut bisa berupa pencarian informasi,
berbicara kepada teman, saudara,atau mendatangi toko, serta dapat pula membeli
produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
a. Kebutuhan (Needs)
Kebutuhan yang
dirasakan konsumen (felt need) yang dimunculkan oleh faktor diri konsumen itu
sendiri (fisiologis), misalnya rasa lapar, haus. Kebutuhan juga dimunculkan
oleh faktor luar konsumen, misalnya aroma makanan. Iklan dan komunikasi
pemasaran lainnya bisa membangkitkan kebutuhan yang dirasakan konsumen.
Kebutuhan yang dirasakan sering kali dibedakan berdasarkan manfaat yang diharapkan dari pembelian dan penggunaan produk. Pertama adalah kebutuhan utilitarian, yang mendorong konsumen membeli produk karena manfaat fungsional dan karakteristik objektif dari produk tersebut. Kedua adalah kebutuhan ekspresive atau hedonik, yaitu kebutuhan yang bersifat psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi, dan perasaan subjektif lainnya.
Kebutuhan yang dirasakan sering kali dibedakan berdasarkan manfaat yang diharapkan dari pembelian dan penggunaan produk. Pertama adalah kebutuhan utilitarian, yang mendorong konsumen membeli produk karena manfaat fungsional dan karakteristik objektif dari produk tersebut. Kedua adalah kebutuhan ekspresive atau hedonik, yaitu kebutuhan yang bersifat psikologis seperti rasa puas, gengsi, emosi, dan perasaan subjektif lainnya.
b. Tujuan (Goals)
Tujuan adalah
suatu cara untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan ada karena adanya kebutuhan. Tujuan
dibedakan ke dalam tujuan generik, yaitu tujuan umum dari tujuan yang dipandang
sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan. Kedua adalah tujuan produk khusus, yaitu
produk atau jasa dengan merek tertentu yang dipilih oleh konsumen sebagai
tujuannya.
2. Teori Kebutuhan (The Theory Needs)
a. Teori Maslow (Maslow’s Theory)
Maslow
mengemukakan lima kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya mulai
dari yang paling rendah, yaitu kebutuhan biologis sampai paling tinggi yaitu
kebutuhan psikogenik. Konsumen yang telah bisa memenuhi kebutuhan dasarnya,
maka kebutuhan lainnya yang lebih tinggi biasanya muncul dan begitulah
seterusnya.
Ø
Kebutuhan
Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan
dasar manusia, kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidup. Meliputi makanan,
udara, rumah, pakaian, dan seks.
Ø
Kebutuhan
Rasa Aman (Safety Needs)
Kebutuhan
tingkat kedua setelah kebutuhan fisiologis. Ini merupakan kebutuhan
perlindungan bagi fisik.
Ø
Kebutuhan
Sosial (Social Needs)
Kebutuhan akan
rasa cinta dan kasih saying orang lain, rasa memiliki dan dimiliki, serta
diterima oleh orang-orang disekelilingnya.
Ø
Kebutuhan
Ego ( Egoistic or Esteem Needs)
Kebutuhan
untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang
lainnya.
Ø
Kebutuhan
Aktualisasi Diri (Ned for Self-Actualization)
Keinginan dari
seseorang individu untuk menjadikan dirinya sebagai yang terbaik sesuai dengan
potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
b. Teori Motivasi McClelland (McClelland’s
Motivation Theory)
Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuahan dasar yang memotivasi seorang indivisu untuk berperilaku, yaitu :
• Kebutuhan Sukses (Needs for achievement)
Keinginan manusia untuk mencapai
prestasi, reputasi, dan karier yang baik.
• Kebutuhan Afiliasi (Needs for affiliation)
Keinginan
manusia untuk membina hubungan dengan sesamanya, mencari teman yang dapat
menerimanya, ingin dimiliki oleh orang-orang disekelilingnya, dan ingin memiliki
orang-orang yang bisa menerimanya.
• Kebutuhan Kekuasaan (Needs for power)
Keinginan
seseorang untuk bisa mengontrol lingkungannya, termasuk mempengaruhi
orang-orang di sekelilingnya.
3. Motivasi dan Strategi Pemasaran
(Motivation and Marketing Strategy)
Dua aplikasi
penting dari teori motivasi adalah segmentasi dan positioning. Para pemasar
bisa menggunakan teori motivasi Maslow atau hirarki kebutuhan sebagai dasar
untuk melakukan segmentasi pasar. Hirarki kebutuhan dari Maslow bisa
dimanfaatkan untuk melakukan positioning produk atau jasa.Positioning adalah
citra produk atau jasa yang ingin dilihat oleh konsumen. Kunci dari positioning
adalah persepsi konsumen terhadap produk atau jasa.
Ø KELAS
SOSIAL
Terdiri dari :
-
Kelas atas
-
Menegah keatas
-
Menengah kebawah
-
Kelas menengah
-
Kelas pekerja
-
Kelas bawah
Kita
dapat melihat perilaku para pembeli dengan menanyakan setiap kebutuhannya ,
setelah kita menanyakan apakah yang dibutuhkan oleh pembeli kita dapat
menganalisa kategori tipe pembeli seperti apa.
Segmen
pelanggan dengan motivasi, keinginan dan kemampuan untuk berinvestasi dalam
bidang teknologi masih belum cukup banyak, masih banyak saja
yang belum tertarik untuk berinvestasi dalam bidang ini.
ü Menjelaskan
perilaku konsumen berdasarkan bidangnya sebagai contoh:
Perusahaaan
yg begerak dalam bidang pengolahan tanah
contohnya JCB,komatsu,caterpillar
konsumen banyak menggunakan produk dari perusahhan tersebut karena
produknya sudah mempunyai nama dan sudah teruji kualitasnya, dan sudah banyak
orang yang memakainya.
Perusahaan
yg bergerak di sector perhotelan seperti Hilton dan accor karena hotel tersebut
sudah terkenal di setiap mancanegara dan sudah mempunyai cabang di seluruh
benua.
ü Posting
evaluasi pembelian
Kita
ingin para konsumen mempunyai pengalaman yang baik dari pembelian kita. Yang kita lakikan
sebagai penjual adalah kita harus dapat
meyakinkan para pembeli bahwa produk kita mempunyai kualitas yang dapat
dibandingkan dengan produk lain dan bahkan produk kita mempunyai keunggulan
yang membuat para pembeli merasa puas dan tidak menyesal setelah membeli produk
kita.
ü Perilaku
pasca pembelian
Pemasar
harus dapat mempengaruhi para pembeli untuk membeli produk kita dengan cara
meyakinkan para pembeli bahwa produk yang kita jual mempunyai kualitas yang baik dan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan produk lain, sehingga kepuasan pembeli dapat tercapai.
o
Perilaku konsumen Harley Davidson
Para pembeli berani mengeluarkan uang
banyak demi mendapatkan motor Harley Davidson karena jika seseorang mempunyai
motor Harley Davidson maka status sosialnya akan naik.
Ø Lingkup pasar B2B
Kebutuhan
yang berbeda & pola pembelian misalnya medis dari sarung tangan karet
,membeli bahan baku / input untuk membuat barang / jasa lain misalnya gula
& bumbu sebagai masukan untuk Pepsi.menjual ke pengguna bisnis lain atau
konsumen dengan menggunakan pembelian untuk melakukan bisnis misalnya alat
tulis, jasa hukum, IT / sistem konsultasi, jasa pemasaran.
Keputusan
pembelian tidak pernah dibuat sebelumnya,dimodifikasi beli kembali,dibeli
sebelum tapi ini spesifikasi perubahan waktu. atau pemasok baru. Pembelian
rutin dilakukan berkali-kali sebelumnya yang termasuk dalam kelompok pembel
adalah perusahaan (manajer), pengguna jasa, pengaman penjaga gerbang.
Kontrol
arus informasi dan pembeli
Kita dapat berasumsi
bahwa motif membeli B2B rasional, metodis & obyektif Pribadi faktor
termasuk: hubungan, kemajuan diri
meliputi Biaya & manfaat keuntungan terkait, Insentif & dukungan
promosi. Pasokan aliansi untuk ekspansi & sinergi biaya share +,
meningkatkan produktivitas.
Ø HUBUNGAN
PEMASARAN
Mendirikan
& mengembangkan pertukaran sukses dengan pelanggan. Pengaruh persaingan
global & strategi defensif. Pertumbuhan layanan (hubungan langsung). Fokus
pada rantai nilai+ nilai proposisi.
·
Customer relationship management (CRM)
Retensi pelanggan
memaksimalkan & pangsa bisnis pelanggan.
Perilaku masa lalu
penting, Masa depan melibatkan peningkatan penggunaan WWW - pemasaran langsung
& personalisasi. biaya pelayanan pelanggan yang tidak menguntungkan fokus
pada servis atau pelayanan yang lebih
baik.
(CHAPTER 3.
PERSONALITY)
1. Pengertian Kepribadian (Understanding Personality)
Pemahaman
terhadap kepribadian sangat bermanfaat bagi pemasar karena kepribadian dapat
dijadikan dasar dalam melakukan pemangsaan pasar (market segmentation).
Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam
pada diri manusia, perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan cirri unik
dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik akan mempengaruhi respons
individu terhadap lingkungannya (stimulus) secara konsisten. Karakteristik
kepribadian sebagai berikut :
• Kepribadian menggambarkan perbedaan individu, karakteristik terdalam pada diri manusia merupakan gabungan dari banyak faktor yang unik. Karena itu tidak ada manusia yang sama.
• Kepribadian menunjukan konsistensi dan berlangsung lama, telah terbentuk sejak masa kecil, dan telah mempengaruhi perilaku individu tersebut secara konsisten dalam waktu yang relative lama.
• Kepribadian dapat diubah, bersifat permanen dan konsisten, namun bukan berarti bisa berubah.
2. Teori Kepribadian (Personality Theory)
a. Teori Kepribadian Freud (Freud’s Theory of Personality)
Sigmund Freud
mengemukakan suatu teori psikoanalitis kepribadian (psychoanalytic theory of
personality). Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari atau
dorongan dari dalam diri manusia, seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis
adalah inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Menurut Freud, kepribaadian
manusia terdiri atas tiga unsure yang saling berinteraksi yaitu, Id, Superego,
dan Ego.
• Id
Aspek biologis
dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang mendorong munculnya kebutuhan
fisiologis seperti lapar, haus, dan nafsu. Id menggambarkan naluri manusia yang
secara biologis membutuhkan makanan, minuman, dan seks. Secara alami memenuhi
kebutuhan tersebut untuk menghindari tensi, dan mencari kepuasan sesegera
mungkin.
• Superego
Aspek
psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan
patuh kepada norma sosial, etika, dan nilai-nilai masyarakat. Superego bisa
dianggap sebagai unsure yang berfungsi untuk mengurangi atau menekan nafsu
biologis yang ada dalam diri manusia.
• Ego
Ego merupakan
unsure yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia. Ego berfungsi menjadi
penengah antara id dan superego dan berusaha menyeimbangkan apa yang ingin
dipenuhi oleh id dan apa yang dituntut oleh superego agar sesuai dengan norma
sosial.
b. Teori Neo-Freud ( Toeri Sosial Psikologi)
Teori Neo-Freud atau teori sosial
psikologi berbeda dengan teori Freud dalam dua hal :
• Lingkunangan sosial yang berpengaruh
dalam pembentukan kepribadian manusia bukan insting manusia.
• Motivasi berperilaku diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
c. Teori Ciri (Trait Theory)
Teori Freud dan Neo-Freud menggunakan
pendekatan kualitatif dalam mengidentifikasi kepribadian konsumen, misalnya
menggunakan teknik pengamatan. Berbeda dengan dua teori terdahulu, teori cirri
menggunakan pendekatan kuantitatif dalam mengukur kepribadian konsumen.
3. Gaya Hidup (Lifestyle)
Gaya hidup
didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya
. Gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup,
menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Gaya hidup berbeda
dengan kepribadian. Kepribadian mereflesikan karakteristik internal dari
konsumen, gaya hidup menggambarkan manifestasi eksternal dari karakteristik
tersebut, yaitu perilaku kionsumen. Gaya hidup seringkali digambarkan dengan
kegiatan, mnat dan juga opini dari seseorang.
Psikografik
adalah suatu instrument untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran
kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar.
Beberapa kepribadian cirri yang khusus dikembangkan untuk kepentingan studi
perilaku konsumen adalah kepribadian cirri inovatif konsumen, dogmatisme, dan
karakter sosial.
(CHAPTER 4. CONSUMER INFORMATION PROCESSING AND
PERCEPTION)
IV. PENGOLAHAN
INFORMASI DAN PERSEPSI KONSUMEN
Pengolahan
informasi pada konsumen terjadi bila salah satu panca indera menerima input
dalam bentuk stimulus. Bentuk stimulus dapat berupa : produk, merek, kemasan,
iklan, produsen.
Tahap pengolahan informasi ;
• Pemaparan ( exposure) : Sadar akan
adanya stimulus
• Perhatian ( attention) : Alokasi
kapasitas pengolahan atas stimulus
• Pemahaman ( comprehension) :
interpretasi makna stimulus
• Penerimaan ( acceptance) : Dampak
persuasive stimulus
• Retensi (retension) : Pengalihan
makna stimulus dan persuasi ke long term memory
A. Pemaparan (Exposure)
ü
Sensasi
yaitu rasa stimulus yang datang pada suatu panca indera konsumen.
ü
Ambang
absolute (The absolute threshold) yaitu jumlah minimum intensitas atau energy
stimulus yang diberikan konsumen untuk merasakan sensasi.
ü
Ambang berbeda ( The differential threshold)
biasa dikenal dengan The Just Noticeable difference threshold (JND)
B. Perhatian (Attention)
Tidak semua
npaparan memperoleh perhatian dan berlanjut pengolahan stimulus. Keterbatasan
sumberdaya kognitif untuk menolak semua informasi.
Faktor yang mempengaruhi perceptual selection :
Faktor yang mempengaruhi perceptual selection :
ü
Faktor
pribadi : motivasi, kebutuhan konsumen, pengalaman masa lalu.
ü
Faktor
stimulus : dapat dikontrol dan dimanipulasi seperti ukuran, warna, intensitas,
kontras, posisi, petunjuk, gerakan, kebauran, isolasi, pemberi pesan yangt menarik,
stimulus yang disengaja.
C. Pemahaman (Comprehension): memberi makna pada setiap stimulus.
• Figure & Ground : konsumen
cenderung memisahkan objek dan latar belakang.
• Prinsip Grouping :
• Prinsip Grouping :
v
Proximity (kedekatan) : usahauntuk mengaitkan
suatu stimulus dengan suatu hal karena dianggap mempunyai hubungan erat.
v
Similarity
(kesamaan) : Konsumen mengelompokan objek berdasarkan bentu, nama, atau
lainnya.
v
Continuity
(Kesinambungan) : konsumen menyatukan objek ke dalam satu kesatuan tanpa
terpisah-pisah. Misalnya, gambar yang membentuk seperti anak panah.
v
Closure
: Konsumen berusaha memahami suatu objek dalam arti yang utuh, walau ada bagian
dari objek tersebut yang hilang atau tidak lengkap. Misalnya, iklan hanya
menyebutkan cola, tapi konsumen telah mengetahui bahwa itu adalah iklan coca
cola.
D. Penerimaan (Acceptance)
Image/persepsi/citra
suatu objek adalah kesimpulan mengenai stimulus atau objek tersebut. Stimulus
dapat berupa persepsi produk, merek, pelayanan, harga, kualitas produk, toko,
produsen.
E. Retensi (Retension)
Proses
memindahkan informasi ke memori jangka panjang (Mowen dan Minor, 1998). Memori
mempengaruhi proses perhatian dengan mengarahkan system sensori sehingga
konsumen dapat berkonsentrasi secara selektif kepada stimulus tertentu.
• Rehearsal : kegiatan mental konsumen untuk mengingat-ingat informasi yang sudah diterima
• Rehearsal : kegiatan mental konsumen untuk mengingat-ingat informasi yang sudah diterima
• Encoding : Proses menyeleksi sebuah kata/gambar untuk mengatakan suatu persepsi terhadap objek.
Setelah konsumen menyimpan informasi di dalam long term memory, maka suatu saat ia akan memanggil kembali atau mengingat informasi tersebut untuk dipakai sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Proses ini dikenal sebagai retrieval.
(CHAPTER 5. CONSUMER LEARNING)
V. PROSES
BELAJAR KONSUMEN
1. Definisi Belajar (Definition of Learning)
Belajar adalah
perubahan perilaku yang relative permanen yang diakibatkan oleh pengalaman
(Solomon,1999). Dari perspektif pemasaran, merupakan sebuah proses dimana
seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumsi yang
akan ia tetapkan pada perilaku yang terkait pada masa datang (Schiffman dan
Kanuk). Hal penting dari belajar adalah proses yang berkelanjutan. Syarat
proses belajar :
• Motivasi : muncul karena adanya kebutuhan
• Isyarat : bereaksi terhadap motivasi
• Respons : reaksi konsumen terhadap
isyarat
• Pendorong : datang karena adanya
isyarat atau stimulus
Ø
Jenis-jenis
proses belajar :
a. Proses belajar kognitif :
menekankan pada proses mental konsumen dalam mempelajari informasi.
b. Proses belajar perilaku : proses
belajar yang terjadi karena konsumen bereaksi terhadap lingkungannya atau
stimulus luar. Terbagi atas tiga bagian ;
• Proses belajar classical conditioning : suatu teori belajar pasif yang bisa diajarkan perilaku tertentu mulai pengulangan (repetition atau conditioning). Terjadi jika stimulus yang menyebabkan suatu respons dipasangkan dengan stimulus lain yang tidak menghasilkan suatu respons. Aplikasi classical conditioning dalam pemasaran yaitu :
o
Pengulangan
o
Generalisasi
stimulus : kemampuan seseorang konsumen untuk bereaksi sama terhadap stimulus
relative berbeda.






o Diskriminasi stimulus : konsumen
diharapkan bisa mengambil kesimpulan berbeda terhadap beberapa stimulus yang
miirip satu dengan yang lainnya
.
• Proses belajar instrumental conditional : pengalaman terhadap membeli suatu produk berdasarkan reward. Konsep operant conditioning yaitu :
• Proses belajar instrumental conditional : pengalaman terhadap membeli suatu produk berdasarkan reward. Konsep operant conditioning yaitu :
ü
Penguat
ü
Hukuman
ü
Kepunahan
ü
Shapping
• Proses belajar vicarious learning : ketika ia mengamati tindakan orang lain, konsumen meniru perilaku dari orang lain tersebut, sehingga dikenal sebagai modeling.
(CHAPTER 6. CONSUMER KNOWLEDGE)
VI. PENGETAHUAN
KONSUMEN
Pengetahuan
konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam
produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa
tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
1) Pembagian pengetahuan konsumen menurut Mowen dan Minor (1995);
• Pengetahuan objektif
• Pengetahuan subjektif
• Informasi mengenai pengetahuan
lainnya
2) Pembagian pengetahuan konsumen menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995);
o Pengetahuan Produk, yaitu kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk (kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk).
Ø
Peter
dan Olson (1999) membagi tiga jenis pengetahuan produk, yaitu:
A. Karakteristik atau atribut produk
§ Atribut
fisik : yang menggambarkan ciri suatu produk
§ Atribut
abstrak : menggambarkan karakteristik produk berdasarkan persepsi konsumen
B. Pengetahuan tentang manfaat produk
Jenis manfaat:
• Manfaat fungsional : manfaat yang
dirasakan konsumen secara fisiologis
• Manfaat psikososial : aspek
psikologis dan aspek sosial yang dirasakan oleh konsumen setelah mengkonsumsi
suatu produk.
Persepsi resiko menurut Peter dan Olson adalah konsekuensi yang tidak diinginkan dan konsumen ingin menghindari resiko tersebut, yang muncul akibat pembelian suatu produk. Hal penting dalam persepsi resiko yaitu ketidakpastian, konsekuensi, manfaat atau outcome yang dirasakan setelah membeli atau mengkonsumsi produk tersebut.
Macam-macam persepsi resiko:
a. Risiko fungsi : produk tidak berfungsi sebagaimana mestinya
b. Risiko keuangan : kesulitan
keuangan yang dihadapi konsumen
c. Risiko fisik : dampak negatif yang
dirasakan konsumen
d. Risiko psikologis: perasaan, emosi,
atau ego yang dirasakan konsumen
e. Risiko sosial : persepsi konsumen
terhadap dirinya dari orang disekelilingnya
f. Risiko waktu : waktu yang sia-sia
yang akan dihabiskan konsumen
g. Risiko hilangnya kesempatan :
kehilangan kesempatan untuk melakukan hal lain karena menggunakan,
mengkonsumsi, atau membeli
C. Pengetahuan tentang kepuasaan yang diberikan produk bagi konsumen.
Pengetahuan
pembelian, meliputi pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko
tersebut, dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut.
Tahapan dalam sebuah pembelian:
Tahapan dalam sebuah pembelian:
§ Store contact: mencari, pergi dan memasuki outlet.
§ Product
contact: mencari lokasi produk, mengambil dan membawanya ke kasir
§
Transaction: membayar produk tersebut
Pengetahuan
pemakaian, suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk
tersebut telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.
3) Pembagian
pengetahuan konsumen menurut para ahli psikologi kognitif:
• Pengetahuan deklaratif : fakta subjektif yang diketahui oleh seseorang (bisa benar bisa juga salah)
Misalnya: kacang kedele adalah bahan
baku untuk membuat tempe dan tahu.
• Pengetahuan prosedur : pengetahuan mengenai bagaimana fakta-fakta tersebut digunakan.
Misalnya: pengetahuan bagaimana cara membuat kacang kedele menjadi tempe dan tahu.
4) Peranan
teknologi dalam transaksi :
• Kemajuan teknologi digital, komputer, dan informasi memberikan variasi pada belanja konsumen dan meninggalkan pada belanja tradisional.
• Teknologi informasi dan ATM
menyebabkan kemudahan dalam melakukan transaksi.
• Suatu produk akan memberikan manfaat jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.
• Suatu produk akan memberikan manfaat jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.
(CHAPTER 7. CONSUMER ATTITUDES)
VII. Sikap
Konsumen
I.
Kepercayaan Sikap dan Perilaku
(Beliefs Attitudes and Behavior)
Sikap (attitudes) konsumen adalah
faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat
terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior).
Mowen dan Minor (1998)menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attitude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya (Mowen dan Minor, 1998).
II. Definisi Sikap (Definition of Attitude)
Sikap diartikan sebagai evaluasi dari
seseorang. Engel, Blackwell dan Miniard (1993) mengemukakan bahwa sikap
menunjukan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai. Definisi tersebut
menggambarkan pandangan kognitif dari psikolog sosial, dimana sikap dianggap
memiliki tiga unsur, yaitu :
• Kognitif (pengetahuan)
• Afektif (emosi, perasaan)
• Konatif (tindakan)
Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.
III. Karakteristik sikap (Characteristic Attitude)
a. Sikap memiliki objek :
Di dalam
konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut
bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk,
merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya.
b. Konsistensi sikap :
Perilaku
seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya.Misalnya, seorang wanita
mengendarai BMW silver. Ia menyukaii BMW silver. Ini yang dinamakan konsistensi
antara sikap dan perilaku.
c. Sikap positif, negatif dan netral :
Karakteristik
valence dari sikap
d. Intensitas sikap :
Karakteristik
extremity dari sikap
e. Resistensi sikap (resistance) :
Seberapa besar
sikap seorang konsumen bisa berubah
f. Persistensi sikap (persistence) :
Karakteristik
sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu.
g. Keyakinan sikap (confidence) :
Kepercayaan
konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya
h. Sikap dan situasi :
Situasi akan
mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek
IV. Fungsi Sikap dan Strategi Mengubah Sikap Konsumen (Attitude
Functions and Consumer Attitude Change Strategies)
Daniel Katz (1960) seperti yang dikutip Mowen dan Minor (1998), Schiffman dan Kanuk (2000) mengemukakan empat fungsi dari sikap, yaitu :
o Fungsi Utilitarian (The Utilitarian Function) :
ingin mendapatkan manfaat dari produk
tersebut
o Fungsi Mempertahankan Ego (The Ego Defensive Function) :
Untuk melindungi seseorang dari
keraguan yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang
mungkin menjadi ancaman bagi dirinya
o Fungsi Ekspresi Nilai (The Value-Expressive Function) :
Untuk menyatakan nilai-nilai, gaya
hidup, dan identitas sosial dari seseorang
o Fungsi Pengetahuan (The Knowledge Function) :
Membeli produk tersebut karena
mengetahui manfaatnya
Beberapa strategi dalam mengubah sikap
seseorang;
• Kombinasi beberapa fungsi
Contohnya: Mercedes
•Mengasosiasikan produk dengan sebuah kelompok atau peristiwa
Contohnya: RCTI dan TELKOMSEL membuat acara kuis bola saat adanya Piala Dunia 2002
• Memecahkan konflik dua sikap yang berlawanan
Contohnya: seseorang memiliki sikap
yang positif terhadap susu karena mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh namun di sisi lain konsumen juga memiliki sikap yang negatif terhadap
susu karena susu mengandung banyak lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.
• Mengubah evaluasi relatif terhadap atribut
Contohnya: sebuah perusahaan teh
berusaha mengubah positioning dari produk tersebut dengan mencantumkan
kata-kata yang diharapkan bisa mengubah citra teh itu sendiri
• Mengubah kepercayaan merek
• Menambahkan sebuah atribut pada
produk
• Mengubah penilaian merek secara
menyeluruh
• Mengubah kepecayaan terhadap merek
pesaing
V. Model Sikap (Attitude Model)
1. Model Tiga Komponen (Tricomponent Model)
a. Komponen kognitif, yaitu
menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu objek sikap.
b. Komponen Afektif, yaitu menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau merek.
c. Komponen konatif, yaitu
menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakuka tindakan tertentu
yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau merek tertentu).
VI. Model Sikap Multiatribut Fishbein (Multiatribut Fishbein Attitude
Model)
Teori-teori
sikap mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi
perilaku atau tindakan konsumen terhadap produk tersebut. Model sikap
multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap
(produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap
atribut-atribut yang dievaluasi.
Model “The
attitude-toward-abject-model” digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap
sebuah produk (pelayanan/jasa) atau berbagai merek produk. Model atribut
menekankan adanya salience of attributes. Salience artinya tingkat kepentingan
yang diberikan konsumen kepada sebuah atribut. Model tersebut menggambarkan
bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek sebuah produk ditentukan
oleh dua hal, yaitu:
Ø
Kepercayaan
terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek (komponen bi)
Ø
Evaluasi
pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen ei).
*Model Fishbein mengemukakan tiga konsep utama, yaitu sebagai berikut :
§ Atribut
(Salient Belief)
§
Kepercayaan (Belief)
§ Evaluasi
atribut
REFERENSI :
Based on Ujang Sumarwan.2003.Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya
dalam Pemasaran (Consumer Behavior: Theory and Application in Marketing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar