BAB V Sisa Hasil Usaha
1. Pengertian
SHU (Sisa Hasil Usaha)
Berikut ini
diuraikan secara kompleks arti dari sisa hasil usaha dalam koperasi atau yang
lebih dikenal dengan (SHU) koperasi. SHU Koperasi adalah sebagai selisih dari
seluruh pemasukan atau penerimaan total (total revenue ) atau biasa
dilambangkan (TR) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost) dengan
lambang (TC) dalam satu tahun waktu. Lebih lanjut pembahasan mengenai
pengertian koperasi bila ditinjau menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian,
Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut:
• SHU
koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam
tahun buku yang bersangkutan;
• SHU
setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha
yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan
untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota;
• Besarnya
pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota;
• Penetapan
besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan
oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi;
• Besarnya
SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota
terhadap pembentukan pendapatan koperasi;
• Semakin
besar transaksi(usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar
SHU yang akan diterima;
Dalam proses
penghitungannya, nilai SHU anggota dapat dilakukan apabila beberapa informasi
dasar diketahui sebagai berikut:
1. SHU total
kopersi pada satu tahun buku;
2. bagian
(persentase) SHU anggota;
3. total
simpanan seluruh anggota;
4. total
seluruh transaksi usaha ( volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota;
5. jumlah
simpanan per anggota;
6. omzet
atau volume usaha per anggota;
7. bagian
(persentase) SHU untuk simpanan anggota;
8. bagian
(persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota.
2. Rumus Pembagian SHU
MenurutUU No. 25/1992 pasal5 ayat1
• Mengatakan
bahwa“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan
modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan
perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
• Didalam
AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut: Cadangan
koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%, dana
pendidikan 5%, danasosial 5%, danapembangunanlingkungan 5%.
• Tidak
semua komponen diatas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung
dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
Perumusan :
SHU = JUA +
JMA, dimana
SHU = Va/Vuk . JUA + Sa/Tms . JMA
Dengan keterangan sebagai berikut :
SHU : sisa hasil usaha
JUA : jasa usaha anggota
JMA : jasa modal sendiri
Tms : total modal sendiri
Va : volume anggota
Vak : volume usaha total kepuasan
Sa : jumlah simpanan anggota
3. PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU KOPERASI
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan
anggota sendiri.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
4. SHU anggota dibayar secara tunai
BAB VI POLA MANAJEMENT KOPERASI
1. Pengertian Manajemen dan Perangkat
Organisasi
• Definisi
Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul “ The Cooperative Movement and some
of its Problems” yang mengatakan bahwa : “Cooperation is an economic system
with social content”.
• Artinya
koperasi harus bekerja menurut prinsip-prinsip ekonomi dengan melandaskan pada
azas-azas koperasi yang mengandung unsur-unsur sosial di dalamnya.
Unsur sosial
yang terkandung dalam prinsip koperasi lebih menekankan kepada hubungan antar
anggota, hubungan anggota dengan pengurus, tentang hak suara, cara pembagian
dari sisa hasil usaha dan sebagainya seperti yang dapat kita lihat dalam:
Kesamaan
derajat yang diwujudkan dalam “one man one vote” dan “no voting by proxy”.
• Kesukarelaan
dalam keanggotaan
• Menolong
diri sendiri (self help)
•
Persaudaraan/kekeluargaan (fraternity and Unit)
• Demokrasi
yang terlihat dan diwujudkan dalam cara pengelolaan dan pengawasan yang dilakukan
oleh anggota.
• Pembagian
sisa hasil usaha proporsional dengan jasa-jasanya.
ü Definisi Manajemen menurut Stoner
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Ø Menurut Prof. Ewell Paul Roy, Ph.D
mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 unsur (perangkat) yaitu:
a). Anggota;
b). Pengurus;
c). Manajer;
d). Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan
anggota pelanggan.
v Sedangkan menurut UU No. 25/1992
yang termasuk Perangkat Organisasi Koperasi adalah:
a). Rapat anggota;
b). Pengurus;
c). Pengawas.
2. RAPAT ANGGOTA
Setiap
anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Seorang anggota berhak
menghadiri rapat anggota dan memberikan suara dalam rapat anggota serta
mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus baaik di luar maupun di dalam
rapat anggota. Anggota juga harus ikut serta mengadakan pengawasan atas alannya
organisasi dan usaha koperasi.
Anggota
secara keseluruhan menjalankan manajemen dalam suatu rapat anggota dengan menetapkan:
• Anggaran
dasar
•
Kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan koperasi
•
Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus dan pengawas
• Rencana
kerja, pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
• Pembagian
SHU
•
Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi
3. PENGURUS
Menurut Leon
Garayon dan Paul O. Mohn dalam bukunya “The Board of Directions of Cooperatives” fungsi pengurus adalah:
• Pusat
pengambil keputusan tertinggi
• Pemberi
nasihat
• Pengawas
atau orang yang dapat dipercaya
• Penjaga
berkesinambungannya organisasi
• Simbol
4. PENGAWAS
Tugas
pengawas adalah melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi,
termasuk organisasi, usaha-usaha dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus, serta
membuat laporan tertulis tentang pemeriksaan.
5. MANAGER
Peranan
manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan ruang lingkup dan wewenangnya;
mengelola sumberdaya secara efisien, memberikan perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan
kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi (to get things
done by working with and through people) “Ropke J ( 1988 )”
o
Teori Tripartiet
*Partisipasi
Anggota yang efektif dipengaruhi oleh :
1.
Kesesuaian antara Output program koperasi dengan kebutuhan dan keinginan para anggotanya;
2.
Permintaan anggota dengan keputusan – keputusan
pelayanan koperasi;
3. Tugas
koperasi dengan kemampuan manajemen koperasi.
*Keberhasilan
perkembangan koperasi ditentukan oleh 3 faktor , Yaitu :
a)
Partisipasi anggota;
b)
Profesionalisme manajemen;
c) Faktor
Eksternal.
*Tingkat
partisipasi anggota ditentukan oleh beberapa faktor , Yaitu :
a) Besarnya
nilai manfaat pelayanan koperasi baik secara ekonomis maupun nonekonomis.
b) Karakter
dan/ atau motivasi individu baik secara utilitarian maupun normatif.
*Bentuk –
bentuk partisipasi anggota menurut Hanel A. 1985, adalah :
1. Sebagai
pemilik, anggota berkewajiban untuk turut aktif dalam pengambilan keputusan, evaluasi
dan pengawasan
2. Sebagai
pemilik, anggota berkewajiban menyetorkan simpanan untuk memodali koperasinya
3. Sebagai
pelanggan atau pengguna, anggota berhak dan sekaligus berkewajiban memanfaatkan
pelayanan barang jasa koperasinya
6. PENDEKATAN
SISTEM PADA KOPERASI
• Menurut
Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu:
- organisasi
dari orang-orang dengan unsur eksternal ekonomi dan sifat-sifat sosial (pendekatan
sosiologi).
- perusahaan
biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam ekonomi pasar
(pendekatan neo klasik)
BAB VII
JENIS-JENIS DAN BENTUK KOPERASI
1.
Jenis Koperasi Menurut PP 60 Tahun 1959 :
• Koperasi
Desa;
• Koperasi
Pertanian;
• Koperasi
Peternakan;
• Koperasi
Perikanan;
• Koperasi
Kerajinan/Industri;
• Koperasi
Simpan Pinjam;
• Koperasi
Konsumsi.
§ Jenis Koperasi Menurut Teori Klasik
:
• Koperasi
pemakaian;
• Koperasi
penghasil atau Koperasi produksi;
• Koperasi
Simpan Pinjam.
2.
Konsep
Penggolongan Koperasi(Undang – Undang No. 12 /67 pasal 17)
1.
Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu golongan
dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas /kepentingan ekonominya
guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya.
2. Untuk
maksud efisiensi dan ketertiban, guna kepetingan dan perkembangan Koperasi Indonesia,
di tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis dan setingkat.
3.
BENTUK
KOPERASI
Ø BENTUK KOPERASI (SESUAI PP No. 60 Tahun
1959)
Terdapat
4 bentuk Koperasi , yaitu:
a. Koperasi
Primer;
b. Koperasi
Pusat;
c. Koperasi
Gabungan;
d. Koperasi
Induk.
Dalam hal
ini, bentuk Koperasi masih dikaitkan dengan pembagian wilayah administrasi
Ø BENTUK KOPERASI (ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN; PP 60 Tahun 1959):
• Di tiap
desa ditumbuhkan Koperasi Desa;
• Di tiap
Daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi;
• Di tiap
Daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasi;
• Di Ibu
Kota ditumbuhkan Induk koperasi.

• Koperasi Primer merupakan
Koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari orang –orang.
• Koperasi Sekunder merupakan
Koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi koperasi.
BAB VIII PERMODALAN KOPERASI
1.
ARTI MODAL KOPERASI
Modal merupakan sejumlah dana
yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha – usaha Koperasi.
– Modal jangka panjang;
– Modal jangka pendek.
• Koperasi harus mempunyai rencana pembelanjaan
yang konsisten
2.
SUMBER MODAL
A. SUMBER-SUMBER MODAL
KOPERASI (UU NO. 12/1967)
• Simpanan
Pokok;
• Simpanan
Wajib;
• Simpanan
Sukarela;
• Modal
Sendiri.
B. SUMBER-SUMBER MODAL
KOPERASI (UU No. 25/1992)
·
Modal sendiri (equity capital) , bersumber dari
simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi/hibah.
·
Modal pinjaman ( debt capital),
bersumber dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga keuangan lainnya, penerbitan
obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah.
3. DISTRIBUSI CADANGAN KOPERASI
• Cadangan
menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
sisa hasil usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian
koperasi bila diperlukan.
• Sesuai
Anggaran Dasar yang menunjuk pada UU No.
12/1967 menentukan bahwa 25 % dari SHU yang
diperoleh dari usaha anggota disisihkan untuk Cadangan , sedangkan SHU yang
berasal bukan dari usaha anggota sebesar 60 % disisihkan untuk Cadangan.
ü Manfaat Distribusi Cadangan :
• Memenuhi
kewajiban tertentu;
•
Meningkatkan jumlah operating capital koperasi;
• Sebagai
jaminan untuk kemungkinan – kemungkinan rugi di kemudian hari;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar