Jumat, 25 Mei 2012

THE DRUGS

Masih banyak warga masyarakat yang belum menyadari bahwa masalah narkoba adalah urusan mereka selama anak atau keluarga mereka belum jadi korban. Mereka baru kaget dan sedih begitu menghadapi kenyataan bahwa putra atau putrinya menjadi korban, dan mungkin tak dapat lagi disembuhkan, atau masa depannya menjadi gelap.
     Karena itu, sudah saatnya kesadaran terhadap ancaman itu ditumbuhkan, dan bersatu melawan peredaran dan pemakaian barang haram tersebut. Apalagi, cara menjerat mangsa sudah semakin intensif dan canggih. Bisa dengan cara klasik, seperti membujuk korban untuk mencoba secara gratis, menawarkannya sebagai gaya hidup modren kepada para remaja, mempromosikan sebagai terapi pelangsing tubuh, hingga obat menghilangkan  rasa capek. Yang terakhir, dengan cara yang sangat keji, yaitu anak-anak SD dibujuk dengan obat psikotropika yang berwujud permen dan dipikat agar mau mencobanya.
     Kata narkotika berasal dari kata "narke" (Yunani) yang berarti "beku, lumpuh, atau dungu". Narkotika adalah suatu bahan yang, bila dimasukkan ke dalam tubuh, akan bekerja pada susunan saraf pusat yang berpengaruh terhadap jiwa dan sikap.
     Banyak sekali ciri-ciri bagaimana bahayanya narkotika, sampai akibat ketagihan yang ditimbulkannya, seperti eskalasi peningkatan si pemakai. Demikian pula dengan toleransi untuk mendapatkan hasil atau efek yang sama dari suatu zat tiap kali membutuhkan peningkatan dosis yang mematikan. Seseorang yang ketergantungan akan kehilangan kesadarannya dan timbul sifat-sifat agresif/nekat. Kehidupan mereka pun cenderung menjauhi mesyarakat atau mengasingkan diri.
       Efek dari Narkotika Bersifat ; (1) . Membius atau menurunkan kesadaran. (2) . Meningkatkan aktivitas, (namun, hanya sesaat). (3) . Halusinasi ( menghayal ). (4) . Meninbulkan gejala-gejala fisik dan mental lain yang, jika dipakai secara terus menerus dapat menyebabkan ketergantungan yang sangat sulit dilepaskan.  Ingin terus melanjutkan pemakaian narkotika. Akibatnya, pengidap berusaha dengan segala daya dan cara untuk mendapatkan obat tersebut bagi dirinya disetiap hari. Apabila perlu mereka pun beraksi dengan cara apa pun, merampas, merampok, mencuri, menipu, dan lain-lain. Senantiasa menambah takaran. Bertambahnya takaran hanya untuk mendapatkan efek yang sama yang disebut toleransi. Jika uangnya habis maka kejahatan pun ditingkatkan.   Memiliki sifat pemalas, pembohong, acuh tak acuh, tertutup, berani dan nekat.
     Akibat Penyalahgunaan Narkotika ; (1) . Merasa putus asa, rasa rusak mental, rasa kering pada mulut dan kerongkongan, rasa kurang hormat, dan rasa gembira yang tidak wajar. (2) . Otot-otot terasa sakit, saraf  terganggu, dan ingatan kacau-balau, kehilangan daya pikiran, kebingungan, rasa sedih dan ketakutan, tertawa tidak wajar, dan tak lagi mengenal norma-norma. (3) . Rasa nyeri diseluruh badan, nekat, dan suka berbohong. (4) . Kurang cepat dalam bereaksi, kurang perhatian pada sekeliling. Acuh-tak acuh. amoral, asosial, abnormal. (5) . Takaran obat meningkat terus, tekanan darah menjadi naik, jalan pernapasan tak teratur, kerja jantung melambat, banyak keluar keringat. (6) . Keracunan kronis, ketergantungan fisik, kejang-kejang, disekeliling mata timbul warna hitam, ajal diambang pintu, akhirnya amblas (meningal dunia).


Executive Summary
1.1.1 How is the drug problem evolving?
What is the level of drug use in the world, and how is it changing?
Some 200 million people, or 5% of the world’s population age 15-64, have used drugs at least once in the last 12
months. This is 15 million people higher than last year’s estimate but remains significantly lower than the number
of persons using licit psychoactive substances (about 30% of the general adult population use tobacco and about
half use alcohol). The number of cannabis users worldwide is now close to 160 million people or 4% of the population
age 15-64. Estimates of the number of ATS users - 26 million people using amphetamines and 8 million
using ecstasy - are slightly lower than those of last year’s World Drug Report (WDR), reflecting declines of methamphetamine
use in South-East Asia (notably Thailand) and of ecstasy use in North America (notably in the USA).
The number of opiate users is estimated to have risen slightly to around 16 million people (11 million of which
abuse heroin), mainly reflecting increasing levels of opiate abuse in Asia. No significant changes were observed in
most other parts of the world. The number of cocaine users – close to 14 million people – rose slightly.
Unsurprisingly, the main problem drugs at the global level continue to be the opiates (notably heroin) followed by
cocaine. For most of Europe and Asia, opiates continued to be the main problem drug, accounting for 62% of all
treatment demand in 2003. In South-America, drug related treatment demand continued to be mainly linked to
the abuse of cocaine (59% of all treatment demand). In Africa, the bulk of all treatment demand – as in the past –
is linked to cannabis (64%).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;